Selasa, 13 November 2012

:) Tujuan dan Karakteristik PTK :)

  1. Tujuan Penelitian Tindakan Kelas 
Seperti penelitian tindakan pada umumnya, ada sejumlah tujuan yang ingin dicapai oleh pelaksanaan PTK. Menurut Grundy dan Kemmis (1982) tujuan tindakan kelas meliputi tiga hal yakni, [1]
1)     Peningkatan Praktik
Pada umumnya, tujuan penelitian adalah untuk menemukan atau untuk menggeneralisasikan sesuatu yang terlepas dari kebutuhan dan tuntutan masyarakat pada umumnya. Oleh karenanya, hasil sebuah penelitian kadang-kadang sulit untuk diterapkan oleh para praktisi di lapangan. Hal ini mungkin disebabkan oleh dua hal, pertama, penelitian pada umumnya lebih banyak  berangkat dari konsep-konsep yang hanya di pahami oleh kalangan tertentu  sehimggah tidak menyentuh kebutuhan lapangan secara real dan pasti. Kedua, sulit memasyarakatkan atau menyebarkan hasil penelitian kepada para praktisi dengan berbagai alasan, sehingga hasil penelitian hanya banyak menghiasi perpustakaan perguruan tinggi yang sulit untuk dijangkau dan tidak bias diterangkan.
2)     Pengembangan Profesional
Salah satu sifat dari seorang frofesional adalah keinginannya untuk meningkatkan kualitas kinerja agar lebih baik untuk mencapai hasil yang lebih optimal. Seorang professional tidak akan cepat puas dengan hasil yang diperolehnya.ia akan selalu mencari dan menggali informasi dari berbagai sumber, kemudian mencoba dan mencoba sesuatu yang baru hingga hasil yang diperoleh akan semakin sempurna. Seorang professional akan selalu tanggap terhadap setiap perubahan baik perubahan social maupun perubahan dan perkembangan bidang ilmu yang di gelutinya, yang kesemuannya itu akan mempengaruhi bagaimana seharusnya ia melaksanakan tugasnya.
3)     Peningkatan Situasi Tempat  Praktik
Guru yang professional dalam mengerjakan tugas mengajarnya, akan selalu memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan dan memanfaatkan berbagai rekayasa tekhnologi untuk untuk meningkatkan kualitas mengajarnya dan kinerjanya.
Adapun pendapat lain menyatakan bahwa tujuan dari PTK adalah sebagai berikut :[2]
1.     Untuk memecahkan permasalahan nyata yang terjadi didalam kelas yang dialami langsung dalam interaksi antara guru dengan siswa yang sedang belajar, meningkatkan profesionalisme guru dan menumbhkan budaya akademik di kalangan para guru.
2.     Untuk meningkatkan kualitas praktik pembelajaran di kelas secara terus-menerus mengingat masyarakat berkembang secara tepat.
3.     Sebagai alat training in-service, yang memperlengkapi gurudengan skill dan metode baru, mempertajam kekuatan analitisnya dan mempertinggi kesadaran dirinya.
4.      Sebagai alat untuk memasukkan pendekatan tambahan atau inovatif terhadap system pembelajaran yang berkelanjutan yang biasanya menghambat inovasi dan perubahan.
5.     Untuk meningkatkan mutu hasil pendidikan melalui perbaikan praktik pembelajaran di kelas dengan mengembangkan berbagai jenis keterampilan dan meningkatkan motivasi belajar siswa.
6.     Untuk meningkatkan sikap professional pendidikan dan tenaga kependidikan
7.     Untuk menumbuhkembangkan budaya akademik dilingkungan sekolah.
8.     Untuk meningkatkan efesiensi pengelolaan pendidikan
9.     Untuk mendapatkan pengalaman tentang keterampilan praktik dalam proses pembelajaran secara reflektif, dan bukan untuk mendapatkan ilmu baru.[3]
10.  Adapun tujuan penyerta penelitian tindakan kelas yang dapat dicapai adalah terjadinya proses latihan dalan jabatan selama proses penelitian itu berlangsung.
11.  Memberikan kesempatan kepada guru berimprovisasi dalam melakukan tindakan pembelajaran yang direncanakan secara tepat waktu dan sasarannya.[4]
12.  Membiasakan guru mengembangkan sikap ilmiah, terbuka dan jujur dalam pembelajaran.
Menurut Suhardjono (2006) tujuan utama penelitian tindakan kelas adalah [5]
1.     Untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran.
2.     Untuk memecahkan atau mengatasi masalah pembelajaran, di kelas, mencari jawaban atau solusi ilmiah mengapa masalah tersebut dapat dipecahkan melalui tindakan
3.     Untuk meningkatkan profesionalisme sebagai pendidik.
4.     Untuk menumbuhkankembangkan budaya akademik di lingkungan sekolah, sehingga tercipta perbaikan dan peningkatan mutu atau kualitas pembelajaran secara berkelanjutan.
Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa tujuan umum dari penelitian tindakan kelas adalah untuk memecahkan permasalahan yang terjadi dalam proses pembelajaran di kelas sehinggah tercipta perbaikan dan peningkatan mutu dan kualitas pembelajaran.
Dengan terlaksananya tujuan penelitian tindakan kelas (PTK) tersebut, maka dapat diharapkan dapat menghasilkan perbaikan dan peningkatan mutu proses dan hasil pembelajaran , sebai berikut :
1.     Perbaikan dan peningkatan mutu isi, proses, hasil pembelajaran.
2.     Perbaikan dan peningkatan terhadap prestasi belajar peserta didik di kelas atau ruang kuliah.
3.     Perbaikan dan peningkatan terhadap materi, metode, dan penggunaan media pembelajara di kelas.
  1.  Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas
Sebagai paradigma sebuah penelitian tersendiri, jenis penelitian tindakan kelas (PTK) memiliki karakteristik yang relative agak berbeda jika dibandingkan dengan jenis penelitian yang lain, misalnya penelitian eksperimen, survey, analisis isi dan sebagainya. Adapun karakteristik PTK sebagai berikut : [6]
1.     On-the job problem oriented (masalah yang diteliti adalah masalah real atau nyata dari dunia kerja peneliti atau yang ada dalam kewenangan atau tanggung jawab peneliti)
2.     Problem solving oriented (berorientasi pada pemecahan masalah)
3.     Improvemen oriented (berorioentasi pada peningkatan mutu). PTK dilaksanakan dalam rangka untuk memperbaiki mutu  atau meningkatkan mutu proses pembelajaran.
4.     Ciclic (siklus). Konsep tindakan (action) dalam PTK diterapkan melalui urutan yang terdiri dari beberapa tahap berdaur ulang (cyclical). Siklus dalam PTK terdiri dari empat tahapan, yakni Perencanaan tindakan, Melakukan tindakan, Pengematan atau observasi dan Analisis atau Refleksi.
5.     Action oriented. Dalam PTK selalu didasarkan pada adanya tindakan  (treatmen) tertentu untuk memperbaiki proses pembelajaran di kelas.
6.     Pengkajian terhadap dampak tindakan. Dampak tindakan yang dilakukan harus dikaji apakah sesuai dengan tujuan, apakah memberikan dampak positif lain yang tidak diduga sebelumya, atau bahkan menimbulkan dampak negative yang merugikan peserta didik.
7.     Specificscontextual. Aktifitas PTK dipicu oleh permasalahan praktis yang dihadapi oleh guru dalam proses pembelajaran di kelas.
8.     Partisipatory (colaborative). PTK dilaksanakan secara kolaboratif dan bermitra dengan pihak laih seperti teman sejawat.
9.     Masalah yang dikaji dalam PTK adalah masalah yang bersifat praktis. PTK berangkat dari keresahan yang dialami guru dalam pengelolaan proses pembelajaran. Oleh karena itu, dari mulai proses perencanaan, pelaksanaan tindakan sampai pada proses penyimpulan guru merupakan pemeran utama. Karena alasan yang demikian PTK juga sering dinamakan penelitian, artinya penelitian yang berangkat dari hal-hal nyata yang dirasakan oleh setiap guru.[7]
10.  Focus utama penelitian adalah pembelajaran.
11.  Tanggung jawab pelaksanaan dan hasil PTK ada pada guru sebagai praktisi.
12.  PTK dilaksanakan sesuai dengan program pembelajaran yang sedang berjalan, artinya pelaksanaan PTK tidak disetting secara khusus untuk kepentingan penelitian semata.
13.  PTK selalu berangkat dari kesadaran kritis guru terhadap persoalan yang terjadi ketika praktik dan proses pembelajaran berlangsung, dan guru menyadari pentingnya untuk mencari pemecahan masalah melalui suatu tindakan atau aksi yang direncanakan dan dilakukan secermat mungkin dengan cara-cara ilmiah dan sistematis.[8]
Menurut Richard Winter ada enan karakteristik penelitian tindakan kelas (PTK), yaitu[9]
1.     Kritik Refleksi
Salah satu langkah penelitian kualitatif pada umumya, dan khususnya penelitian tindakan kelas ialah adanya upaya refleksi terhadap hasil observasi mengenai latar dan kegiatan suatu aksi. Hanya saja, di dalam(PTK) yang dimaksud dengan refleksi ialah suatu upaya evaluasi atau penelitian, dan refleksi ini perlu adanya kritik sehingga dimungkinkan pada taraf evaluasi terhadap perubahan-perubahan.
Adapun menurut Schmuck (1997), yang dimaksud refleksi disini adalah refleksi dalam pengertian melakukan introspeksi diri, seperti guru mengingat kembali apa saja tindakan yang telah dilakukan di dalam kelas, apa dampak dari tindakan tersebut, mengapa dampaknya menjadi demikian dan sebagainya.[10]
2.     Kritik Dialektis
Dengan adanya krik dialektif diharapkan penelitian bersedia melakukan kritik terhadap fenomena yang ditelitinya. Selanjutnya peneliti akan bersedia melakukan pemerisaan terhadap :
a)     Kontek hubungan secara menyeluruh yang merupakan suatu unit walaupun dapat dipisahkan secarta jelas
b)     Struktur kontradiksi internal, maksudnya dibalik unut yang kelas yang memungkinkan adanya kecenderungan mengalami perubahan meskipun sesuatu yang berada di balik unit tersebut bersifat stabil.
3.     Kritik Kolaboratif
Dalam penelitian tindakan kelas (PTK) diperlukan hadirnya suatu kerjasama dengan pihak-pihak lain seperti atasan, sejawat atau kolega, mahasiswa, dan sebagainya.
4.     Kritik Resiko
Dengan adanya ciri resiko diharapkan dan dituntut agr peneliti berani mengambil resiko, terutama pada waktu proses penelitian berlangsung. Resiko yang mungkin ada diantaranya:  1. Adanya tuntutan untuk melakukan suatu transformasi . 2. Melesetnya hipotesis.
5.     Kritik Susunan Jamak
Pada umumnya penelitian kuantitatif atau tradisional berstruktur tunggal karena ditentukan oleh suara tunggal, penelitiannya. Akan tetapi, PTK memiliki struktur jamak karena jelas penelitian ini bersifat dialektis, reflektif, partisipasitif dan kolaboratif.
6.     Kritik Internalisasi teori dan praktek
Di dalam penelitian tindakan kelad (PTK), keberadaan antara teori dan praktikbukan merupakan dua dunia yang berlainan. Akan tetapi keduanya merupakan dua tahap yang berbeda, yang saling bergantung dan keduanya berfungsi untuk mendukung transformasi.
Berdasarkan uraian diatas, jelaslah bahwa bentuk penelitian tindakan (PTK) benar-benar berbeda dengan bentuk penelitian yang lain, baik itu penelitian yang menggunakan paradigm kuantitatif maupun kualitatif. Oleh karenanya, keberadaan bentuk penelitian tindakan kelas (PTK) tidak perlu lagi diragukan, terutama sebagai upaya memperkaya khazanah kegiatan penelitian yang dapat dipertanggungjawabkan taraf keilmiannya.